Minggu, 02 Januari 2011

Apakah Hasan Al Banna dan Sayyid Quthb Khawarij Masa Kini?

Assalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh
Ustadz, saya pernah mendengar jawaban seorang ustadz di radio bahwa Hasan Al Banna dan penerusnya Sayyid Qutb itu adalah seorang yang berfaham khawarij. Apakah ini benar? Padahal yang saya pahami mereka adalah orang-orang yang memperjuangkan Islam dengan semurni-murninya tauhid.
Mohon penjelasannya.
Wassalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh
Abu Noura
Jawaban
Waalaikumussalam Wr Wb
Diantara pokok ajaran Khawarij adalah bahwa dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka mengkafirkan setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertaubat. Atas dasar inilah mereka secara terang-terangan mengkafirkan semua sahabat Nabi saw yang disebutkan tadi bahkan mereka tidak segan-segan mengumpat dan melaknat mereka. Selain dari itu, mereka mengkafirkan kaum muslimin secara keseluruhan karena : pertama, mereka tidak suci dari dosa-dosa dan kedua, karena mereka tidak hanya menganggap para sahabat Nabi saw itu sebagai orang-orang mukmin saja bahkan telah menjadikan mereka sebagai imam-imam mereka serta menetapkan hukum-hukum syariat dengan hadits-hadits yang diriwayatkan dari orang-orang itu. (baca : Penjelasan Tentang Khwarij)
Adapun untuk menjawab pertanyaan diatas tentang apakah Hasan Al Banna dan Sayyid Qutb berfaham khawarij maka saya kutipkan jawaban Syeikh Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin, seorang dai dan alim besar—anggota Fatwa dari ar Riasah al Buhuts al Ilmiyah wal Ifta wad Da’wah wal Irsyad (Lembaga Riset Ilmiah, Fatwa dan Dakwah), Saudi Arabia, tahun 1402 H—
Beliau pernah ditanya tentang sebagian pemuda yang menganggap Syeikh Sayyid Qutb sebagai pembuat bid’ah, melarang membaca buku-bukunya dan mengatakan hal yang sama terhadap Hasan al Banna dan mengatakan terhadap sebagian ulama bahwa mereka adalah khawarij..
Syeikh Ibnu Jibrin menjawab :
Segala puji bagi Allah ….. wa ba’du
Tidak boleh menyatakan bid’ah dan fasik kepada kaum muslimin berdasarkan sabda Rasulullah shallalahu 'Alaihi wasallam : "Barangsiapa memanggil saudaranya 'wahai musuh Allah' padahal sebenarnya tidak, maka ucapan itu akan kembali kepadanya." (Hadits) "Siapa yang mengkafirkan seorang muslim maka sungguh salah seorang dari keduanya telah kembali dengan membawa kekufuran tersebut." (Hadits) “Ada seorang lelaki yang melewati seorang lelaki lainnya yang berdosa lalu lelaki itu mengatakan,’Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu .’ Maka (Allah) berfirman,’Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuninya dan telah menghapuskan amal perbuatanmu." (Hadits)
Kemudian aku—Syeikh Ibn Jibrin—mengatakan,”Sesungguhnya Sayyid Qutb dan Hasan al Banna termasuk bagian dari ulama dan juru dakwah kaum muslimin. Allah telah memenangkan dakwah dan memberikan hidayah kepada banyak manusia melalui mereka berdua dan kesungguhan mereka berdua tidaklah bisa dipungkiri. Karena itu Syeikh Abdul Aziz bin Baaz pernah mengajukan permintan pemaafan bagi Sayyid Qutb ketika beliau diputuskan untuk dihukum mati namun Presiden Jamal Abdul Naser tidak mengabulkannya—Biarlah Allah yang memberikan apa yang sesuai baginya (Jamal)—
Dan ketika keduanya—Hasan Al Banna dan Sayyid Qutb—dibunuh maka beliau—Syeikh Ibn Baaz—menyebut keduanya sebagai syahid karena dibunuh dengan cara yang zhalim. Hal ini pun diakui oleh orang-orang tertentu maupun masyarakat umum bahkan disebarluaskan di berbagai surat kabar dan buku-buku tanpa ada yang mengingkarinya.Buku-buku mereka berdua pun banyak dipelajari oleh para ulama dan Allah telah memberikan banyak manfaat melalui mereka berdua serta tak seorang pun yang mencerca keduanya sejak 20 tahun ini.
Dan apa yang terjadi pada mereka juga pernah terjadi pada Imam Nawawi, Suyuthi, Ibnul Jauzi, Ibnu Athiyah, al Khottobi, al Qasthalani dan yang lainnya. Aku—Syeikh Ibn Jibrin—pernah membaca tulisan Syeikh Rabi’ al Madkhaliy tentang jawaban terhadap Sayyid Qutb dan aku melihat bahwa beliau tidaklah meletakkan judul-judulnya sesuai dengan kenyataannya. Tulisan itu pun pernah di dibantah oleh Syeikh Bakr Abu Zaid—semoga Allah Memeliharanya—(www.muslm.net)

Tidak ada komentar: